Salut Buat Kritikus-Kritikus Sejati.

Dalam kehidupan masyarakat sejak dahulu kala sudah ada tatanan sosial untuk pemerintahan dan orang yang diperintah. Raja/Kepala Kampung/Dukun sebagai pemerintahnya dan masyarakat sekitarnya sebagai objek yang diperintahnya. Dalam kaitan tatanan kehidupan ini selalu ada pihak-pihak yang tidak puas sehingga muncullah kritik saran baik secara formal maupun demostratif. Begitu juga secara luas yang terjadi di Negara ini. Sebagai seorang rakyat Indonesia saya memperhatikan begitu banyak kritikus, demostran yang selalu sabar memberikan sumbangsih pemikiranmereka dalam berbagai cara.Rasa terimakasih yang setulusnya saya sampaikan pada mereka yang selalu setia memantau perkembangan Negara ini demi kepentingan rakyat tentunya. Mengapa hal ini saya katakana? Sewaktu saya kuliah dulu saya mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan dan bertemu dengan masyarakat ada banyak yang bersedia mengorbankan dana, waktu, kesehatan, dan kehidupan yang seyogyanya mereka nikmati. Namun mereka tetap meluangkan waktu memikirkan perjalanan bangsa ini. Dan juga saya pernah menyaksikan beberapa demonstran dipukul, diinjak, ditangkap hingga berhari hari lamanya. Beberapa elemen masyarakat ini menentang keberingasan para Preman demi membebaskan tanah seorang ibu yang dicaplok oleh pengembang yang dibantu oleh aparat. Mereka harus lari tunggang langgang, mereka harus dikejar, dan disiksa. Apakah mereka ada kepentingan? Sebagai seorang yang objektif saya berani mengatakan mereka tidak satupun dibayar, mereka bergerak dikarenakan terusiknya rasa kemanusiaan. Mereka jengah melihat penindasan, penghakiman sepihak dan tak sedikitpun dinaungi rasa kemanusiaanya. Terbersit dalam pikiran seandainya mereka rajin belajar, bekerja, dan berkeluarga dengan baik maka tak akan mereka alami yang seperti ini. Mereka bisa hidup tenang kuliah dan bekerja dan menikmati indahnya dunia ini tanpa terganggu dengan morat maritnya kehidupan bernegara ini. Bahka mereka bisa menikmati indahnya KKN, Korupsi dan sebagainya. Memang belakangan muncul tokoh-tokoh yang semu, memainkan peran ganda, mengesampingkan agama, hidup hanya untuk kesenangan dunia yang berakibat sengasaranya manusia lainnya. Terlepas dari banyaknya para kritikus, demostran yang memainkan peran demi kepentingannya maupun kelompoknya yang rela menghabiskan uang demi target yang harus dicapainya, namun kritikus sejati itu tetap masih ada, sekecil-kecilnya hal yang dia lakukan itu disebapkan hanya tersentuhnya nurani dengan mengesampingkan kepentingannya. Mereka tetap berkarya meskipun tidak mengguncang, mereka adalah orang-orang yang layak diberikan rasa hormat. Teruslah berkarya teman, aku memang tak bisa seperti kalian namun setidaknya aku tidak menyusahkan masyarakat lainnya. Terimaksih yang tulus kami sampaikan buatmu yang selalu mengadikan diri demi kepentingan rakyat banyak tanpa mengenal imbalan atas jasa-jasamu. Meskipun kami tak mengenalmu semoga Tuhanmu selalu melindungimu menciptakan masyarakat yang Merdeka, Berdaulat Adil dan Makmur. Teruntuk teman-temanku dimasa kelam.

Jika ikrar sejati telah ternodai; masih ada waktu untuk berubah. Jika waktu tak mengubahmu maka sekelilingmu telah teracuni karenamu.




Tidak ada komentar: