Agama Adalah Sumber Perpecahan

Agama........ Secara etimologis agama ada untuk menghindarkan kekacau balauan. Namun sungguh ironis ketika manusia dihadapkan ketidak pahaman yang mendalam tentang agama itu sendiri. Perbedaan agama dijadikan komoditas politik, ekonomi, sosial untuk kesenangan diri sendiri atau kelompok tertentu. Adalah hal sulit bagiku bila ada manusia yang tidak segan saling membunuh, memaki demi kesenangan sesaat yang didasarkan agama. Hal yang paling kentara adalah ketegangan Muslim dan Nasrani yang secara nyata adalah kakak-beradik . Tercipta dari daerah timur tengah dan meluas hingga lebih dari separuh penduduk dunia meyakininya. Entah bagaimana dahulunya sehingga menjadi seperti ini. Esensi agama itu sendiri menjadi hilang. Entah anda salah satu pengikutnya atau tidak maaf membuat anda sekalian marah. Dengan tensi yang rendah saya mencoba mendalami asal musalanya secara lokal (Sumatera Utara) dan efek yang ditimbulkannya terhadap kondisi negara kita ini. Setelah meluasnya ekspansi agama Islam dinusantara, Belanda mengalami sedikit kesulitan menaklukkan Sumatera. Hal ini disebapkan kuatnya hubungan Kerajaan di aceh dan Minangkabau yang saat itu sudah Islam. Sibolga sebagai pelabuhan strategis diusahakan menjadi basis kekuatan Belanda. Untuk meretas perjuangan Aceh dan Minang maka direncankanlah untuk mengkristenkan Tanah Batak yang saat itu belum sepenuhnya memiliki agama kecuali Tapanuli Selatan. Masuknya kristen bukan tidak mengalami kendala, namun belanda akhirnya mampu mengkristenkan Tanah Batak. Hal ini sangat berpengaruh sehingga persatuan antara aceh dan Minang diputus ditengah. Dengan politik pecah belah akhirnya Sumatera jatuh ketangan Belanda. Kerajaan Aceh, Minang dan Tanah Batak terperangkap umpan musuh, mereka dijadikan saling memusuhi, meskipun sebelumnya kerajaan Batak memiliki hubungan yang erat dengan kesultanan Aceh. Politik Pecah Belah (Divide Et Impera) Belanda ini bertaut hingga sekarang. Ditambah ketegangan antara Dunia barat yang didominasi Kristen dengan dunia Arab yang didominasi Islam.
Para orang tua selalu menjadi provokator untuk selalu mengedapankan persaudaraan yang seagama baik dalam berteman, maupun persyraratan dalam mencari pasangan hidup anaknya kelak. Jadilah kondisinya seperti ini. Tak dapat dipungkiri apabila ia seorang Nasrani adalah hal yang sangat memalukan keluarga (Derajat Sosial hancur) apabila seorang anak melintas batas keagamaannya dalam mencari pendamping hidupnya. Biasanya mereka akan terasing. Begitu pula sebaliknya. Kebutaan kita akan agama ini menjadikan tidak adanya persaingan sehat, tidak adanya keinginan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat apabila pada Pimpinan suatu kelompok/Perusahaan/Instansi tertentu beragama salah satu dari agama yang ada, adalah hal lumrah bila orang-orang dikelompok itu akan mayoritas seagama dengan sipimpinan tersebut, meski kualifikasinya tidak memenuhi. Kapan lagi kita bisa bersaing? Tanpa menyakiti perasaan anda sekalian, saya membukakan pikiran kita semua. Bayangkan dengan sibuknya kita mengurusi agama yang justru salah arah, maka bangsa-bangsa lain justru menjadikan kita Pangsa Pasar mereka. Kita adalah limbah Industri, Teknologi dari Negara lainnya. Bayangkan bagaimana sejahteranya Rakyat Jepang dengan eksport mobil, motor, barang elektronik dan lain sebagainya. Coba kita pikir-pikir secara matematis bagaimana sejahteranya mereka. Dan kita? Masa hanya membuat sepeda Motor saja kita tidak bisa..... Itu tidak mungkin.... Ada kepentingan luar yang menjamin agar stabilitas negara kita tetap labil yang berakibat tidak adanya keinginan bangsa ini menjadi salah satu kompetitir ekonomi dunia. Dan gejala yang saya lihat adalah adanya bangsa/kelompok tertentu yang dengan sengaja membuat kita sibuk dengan perbedaan agama, bahkan membiayai perang agama kita. Apakah kita akan begini selamanya. Hal yang saya lihat adalah begitu banyaknya rakyat miskin di Negara ini akibat kebodohan kita yang merasa pintar. Dapatkah anda bayangkan 30% lebih rakyat ini miskin ditengah melimpah ruahnya Sumber Daya Alam. Apakah anda tidak sadar jika Negara lain mengaharapkan kita begini saja, hingga akhirnya kita menjadi Pangsa Pasar Mereka. Coba bayangkan kalau Mobil, Motor, Barang Elektronik, bahkan perangkat Telepon kita bisa buat. Akan kemana mereka pasarkan produk mereka? Sadarlah wahai kawan, ini saatnya kita melupakan sejarah buruk kita. Saatnya bangkit. Kesampingkan prasangka buruk, mari jadikan agama kita menjadi landasan moral untuk memahami agama orang lain. Kita sudah terjajah...Penjajahan Model Baru. Siapkah kita untuk Mengedepankan Kebersamaan dalam Keberagaman didukung profesionalitas?

Selengkapnya?