Aku Menyapa

Pembrontak, itulah kata-kata Ayahku semasa aku kecil menujukan aku, tidak mengikuti banyak idealisme yang orang tuaku tanamkan. Satu yang kuingat adalah, jangan menjadi beban negara ini, karena itu adalah "Sampah Masyrakat". Ciptakan lapangan kerja, jangan menjadi pekerja, sekarang aku tahu artinya "Jangan menjadi Budak, Jadilah Pemimpin". Sampai sekarang belum bisa kulaksanakan. But i'm sure one day, i'll make dreams come true. Lahir sebagai anak pertama dari delapan bersaudara. Lebih banyak memakai rasa dari pada rasio. Dari kecil punya keahlian mecopet, sampai dari kantung baju ibukupun pernah kusikat uangnya hanya untuk jajan. Bakat alamiah ini tidak kuteruskan, berhubung sudah disekolahkan yang mana sekolah sudah mendidikku untuk lebih menyerap ilmu pengetahuan dan ahlak. (Jujur memang sangat sulit, namun dengan bertambahnya umur membuat manusia itu lebih bijaksana. Dari Keluarga yang biasa-biasa bahkan lebih dekat ke menengah kebawah, tamat bekerja dan mendapatkan kondisi real bahwa aku masih lebih beruntung dibandingkan banyak saudaraku disana. Mendapati kenyataan ini, ikut bergerak di bidang sosial salah satunya penyebaran hidup lebih arif dalam hidup sosial yang merupakan jawaban hidup untuk keluar dari kemiskinan Bangsa ini. Blog ini hanyalah salah satu tumpahan unek-unek yang sebagian hilang diskusi ngalur ngidul sama siapa aja. Berusaha moderat, saking moderatnya sampai-sampai Agamaku tidak ketahuan, menganggap Tuhan satu manusialah yang pande-padean, meski seorang kristen tapi acara beribadah minggu banyak kelupaan, beruntungnya, Tuhan selalu sayang dengan memaafkannku, bagiku adalah proses pencarian. Lebih suka menjadi konseptor dari pada eksekutor sampai-sampai kawan bilang Jago Konsep ajapun, padahal karena dia tidak tahu kalau Konseptor sebaiknya berdampingan dengan Eksekutor. Artinya jika aku mengkonsep maka salahmulah jika tidak jalan, karena anda tidak bisa menjadi eksekutor. He he he..

Lahir dari Marga Simarmata dari Sidajy Samosir, seandainya kerajaan itu masih ada maka akulah Raja berikutnya. Sayang di Kerajaan yang ada sekarang tinggal kampung dan Tugu yang berlepotan, kelak akan kubereskan. http://id.wikipedia.org/wiki/Simarmata.

Lahir dan besar di perdagangan, sebentar aja singgah di Padang, kuliah dan kerja di Medan. Now kerja di Banda Aceh, disini aku punya kenangan sendiri. Awalnya sedikit ragu hampir semua temanku Moeslim. Finally aku mendapati the real Convivencia di Al-Andalus yang terkenal itu. Kawan-kawanku yang Moeslim ternyata sangat baik-baik. Aku mendapatkan tempat di hati mereka.

Salam Pemberontakan

Tidak ada komentar: