Memaafkan Mu? huh

Suatu ketika aku menonton acara Kick Andy di Metro TV. Tamu saat itu yang diwawancarai adala Aa Gym tentang poligami. Namun aku bukan mau cerita poligami. Ada satu pelajaran berharga yang kuperoleh Sewaktu bung andy mengatakan "Aa selama ini banyak orang yang menghujat Aa, terutama ibu-ibu karena merasa hak mereka sebagai ibu Aa sakiti ada yang ngga secara langsung marah sama aa selama ini" Ya ada kata si Aa, pernah ada satu acara yang saya hadiri dan seorang berteriak padaku bahwa aku menyakiti mereka. Apa anda tidak marah kembali dan mengatakan apa urusanmu, koq mencampuri urusan orang canda bung andy. Namun sebagai konsumen acara TV ini aku sediti terdiam ketiak si Aa mengatakan buat apa marah, buat apa kesal, setiap orang boleh menilai. Dan saya siap dikritik. Setiap orang yang terucap sesuatu dari mulutnya mencermikan apa yang sebenarnya dari dirinya. Nah seandainya saat itu aku marah, itu mencerminkan aku pemarah, jika saat itu aku mengucapkan kata-kata yang tdak pantas, maka akupun sekotor itu terangnya. Beliaupun mengambil contoh tentang kesabaran Nabi Isa yang kala itu dihina, dimaki, di sumpahin, sampai muridnya mengatakan mengapa anda tidak marah tuanku, Nabis Isapun mengatakan bahwa lebih baik kita tersenyum untuk mengurangi rasa amarah orang lain terhadapa kita..
Sungguh teladan luar biasa si Aa ini pikirku. Apakah semua orang sudah bisa seperti ini. Tentu tidak, karena seandainya bisa, maka tak akan ada perang, tak akan ada rusuh, takakan ada kesewenang-wenangan. Untuk ukuran modern sekarang sudah di jabarkan dalam rangkaian ilmu-ulmu psikologis, dan hal yang paling cocok untuk itu adalah Think before talk, atau mulutmu adalah harimaumu. Satu buku Stephen Covey adalah menyadari akan adanya ruang antara stimulus dan respon dan memanfaatkan ruang tersebut untuk berfikir. Adanya kesadaran akan fungsi ruang tersebut sangat penting karena memberikan kontrol di tangan kita. Aku berusaha semampu munkin untuk bijak, hal-hal disekelilingku, lingkunganku selama ini paling tidak berpengaruh bagiku untuk selalu tidak bijak Salam Hangat



Tidak ada komentar: