Kemiskinan Dan Mengatasinya (Versi Abuya Ashaari Muhammad )

Kemiskinan adalah hal paling pelik mendera Kehidupan berbangsa dan bernegara ini. Tidak bosan-bosannya saya mengatakan tidak akan mungkin ada kemiskinan di Negara Indonesia Raya ini dengan Sumber daya Alam yang melimpah, yang merupakan berkat dari Tuhan Yang Maha Esa. Seharusnya berbangga toh namun adalah sangat menyedihkan bahwa dinegara berpenduduk 230 Juta jiwa ini 60 juta diantaranya hidup dibawah garis kemiskinan.

Ada banyak sudah diskusi, wacana, pertemuan pakar-pakar yang pada intinya menghasilkan solusi-solusi bijak dalam pengentasan kemiskinan ini. Namun hasilnya hambar, malah diakhir tahun 2007 penduduk Indonesia bertambah yang miskin, berkurangnya lapangan kerja. Kembal ke Tuan Ashaari Muhammad yang memberikan alasan kongkret, namun sangat menyentuh permasalahan Fundamentalnya. Menurut beliau kemiskinan itu ada tiga..





Miskin Iman.Ini adalah hal yang sangat Fundamental, begitu seorang tidak memiliki Iman adalah hal yang sangat Gelap, Bila seorang tidak memiliki atau bahkan hanya sedikit-sedikit Imannya maka ia bisa berlaku curang/culas terhadap sesama manusianya. Inilah hal yang paling fundamental yang membuat manusia itu memiliki Integritas, memiliki pandangan positif bahkan pandangan untuk saling berbagi. Bila minus Iman dapat dibayangkan bagaimana rakusnya manusia yang satu dengan manusia lainnya. Sangat setuju pada pandangan beliau, dan saya rasa semua agama mengajarkan hal yang sama. baik itu Islam, Kristen, Budha, Hindu dan lainnya. Pada dasarnya manusia itu adalah baik, namun akan terpengaruh begitu melihat kehidupan dunia, hal yang sangat mendasar bagi Tuhan untuk mencipatakan Agama sehingga mempererat hubungan Manusia dengan Tuhannya untuk tidak berperilaku seperti Binatang. Di Indonesia, apakah pemimpin, rakyat yang mampu sudah termasuk ber-Iman?
Miskin Ilmu Sebagai seorang cosmopolitan saya rasa Tuan Ashaari Muhammad adalah sangat bijak mengatakan hal ini. Dari sorban dan gaya bicaranya kesan pertama adalah seorang militan. Namun sangat menyenangkan mendengar pernyataan beliau. Karena untuk bisa lepas dari kemiskinan haruslah memiliki Ilmu yang cukup untuk bisa membangun demi manusia lainnya. Hendaklah ilmu yang dimilikinya berguna bagi Manusia lainnya. Sangat disayangkan memang bahwa perkembangan ilmu di Indonesia yang banyak diarahkan dari Institusi pendidikan hanya sekedar jalan ditempat. Bahkan Pendidikan di Indonesia sudah melenceng dari dasar pendidikan. Amburadulnya pendidikan bangsa ini tak lebih dari kerakusan manusia yang tidak beriman. Bayangkan bagaimana seorang pemimpin yang konon memiliki ijajah tanpa sekolah, atau bahkan seorang guru yang bersedia membayar puluhan juta hanya untuk menjadi guru, dengan gaji pas-pas an. Sangat memprihatinkan melihat amburadulnya pendidikan dan sudah menjadi Objek bisnis. Mari berubah.
Miskin Harta. Sebenarnya tujuan ulasan ini adalah sangat menekankan hal ini. Kemiskinan ini disebapkan karena miskinnya Iman dan Miskin Ilmu. Bukan hanya bagi mereka yang miskin harta ditujukan hal ini, namun buat manusia lainnya. Bila kita tidak lagi terkategori miskin harta maka kita telah memiliki Ilmu yang seyogyanya disumbangkan bagi perkembangan ilmu itu sendiri dan manusia lainnya. dan hal ini hanya boleh terjadi apabila kita memiliki Iman sehingga berusaha memajukan manusia lainnya. Bagi mereka yang merasa masih miskin harta, mari berusaha sebisa mungkin untuk tetap beriman, sebisa mungkin mengejar ilmu sehingga kita bisa menolak apabila manusia yang rakus berusaha mencuri dari kita.
Rasanya memang Tuan Ashaari ini adalah seorang yang beriman dan Intelek. Saya sangat menghargai beliau. Kesimpulan dari beliau adalah bagaimana mengentaskan kemiskinan bukan hanya berdiskusi dengan rakyat miskin namun juga dengan bantuan yang sudah tidak lagi miskin. Mari mengejar ketertinggalan kita untuk lebih maju dengan tidak serakah. Ilmu tanpa Iman kosong, Iman tanpa Ilmu lebih kosong. Majulah rakyat Miskin. Namun bagaimanapun semua tergantung dari kita semua.

Tidak ada komentar: