Bu Mega On the Campaign Day.

Semalaman menonton Capres-Capres unjuk kebolehan dalam Ber-retorika. Kampanye Damai yang dihajati oleh KPU berakhir dengan kondisi yang agak lain. Ada aksi Monolog dari Mr. Butet yang penuh Sindiran terbuka buat yang tersindir. Idenya keren dan saya rasa sah-sah saja. Dan memang sangat diharapkan para capres-capres siap sedia menerima kritik.
Saya terfokus melihat Ibu Megawati mantan Presiden setelah Mr. Gusdur Lengser. Kelihatanya Ibu yang satu ini sudah mulai piawai, lebih terbuka dan sense of humor yang sudah lebih mencair. Ternyata waktu menempa Ibu ini semenjak ditelikung mantan Mentri yang notabenenya dibesarkan Ibu ini dan berakhir dengan sedikit saling sikut hingga sekarang.

Sedari awal pencalonan Ibu Mega ini menurut saya sudah agak kurang tepat, alasan saya selain sudah pernah jadi Wapres & Presiden dan juga pernah kalah waktu incumbent dengan incumbent yang sekarang.Mengapa tidak memunculkan tokoh-tokoh kader muda? Namun sperti alasan ibu ini bahwa Nuraninya masih tidak mau untuk berhenti setelah ditugaskan Partai untuk maju bertarung di Pilpres sekarang. Saya sedikit heran, mengapa ibu yang sudah tua ini (relatif) tidak jadi Negarawan saja, menjadi motor penggerak PDI-P bersama bangsa. Dalam benak saya mungkin para petinggi PDI-P (kelak menjadi tim sukses) memiliki konsep yang menjual untuk merebut hati wong Cilik. Namun sampai sekarang para tim sukses Mega-Pro tidak melakukan manuver yang lebih layak untuk mendapatkan hati para Swing voter dan Golput yang nota benenya diatas 30% (Sumber Metro TV) ditambah suara PDI-P mania dan gelontoran pesona Prabowo sebagai orang Muda Indonesia?
Saran saya konsep yang ditawarkan oleh ibu Mega adalah..

  • Ibu Mega Pernah Jadi Presiden dan akan tetap utuh menjaga kedaulatan NKRI dan sudah terbukti.
  • Ibu Mega bukanlah orang pintar dan menjadi seorang Presiden relatif tidak harus pintar apalagi beretorika, tapi harus bijak dan cukup memilih Para Mentri dan Staffnya dan mengelola para orang pintar saya ini bekerja.
  • Soalnya kalau seorang presiden itu pintar untuk apa mentri-mentrinya dan akhirnya keputusan yang substansial menjadi Lambat dan terkesan ragu-ragu. (Kena Pak SBY). Seorang Presiden itu tidak perlu terlalu pintar sehingga terlalu cepat karena mentrinya jadi tertinggal dan ingat tidak semua lebih cepat itu lebih baik. (Kena JK).
  • Karena Pemerintahan itu harus jalan seara proporsional, dan saya akan meneruskan Amanah Bung Karno untuk membangun Indonesia ini…
Akhir tulisan, Apapun yang terjadi ini hanyalah kompetesi, selamat berjuan untuk Ibu Megawati. Dan siapapun yang terpilih semoga membawa kemajuan Bangsa ini.

Tidak ada komentar: