Untuk saat ini analisa yang mungkin adalah rakyat masih bosan dengan demonstrasi, hal ini diakibatkan gagalnya Reformasi Tahun 1998. Reformasi yang terjadi adalah proses pemindahan air dari satu botol ke botol lain tanpa ada perubahan sedikitpun. Namun jika kondisi ini tetap seperti ini.. Maka suatu saat Rakyat akan bicara... ( Siapa tahu ada spekulan asing yang membantu menggoyang ekonomi rakyat ini toh.) eh Maaf bukannya senang ma spekulan.. Hanya saja kita tidak tahu akan bobroknya Negara Ini kalau George Soros tidak menggoyang toh.. Nah ternyata Negara sudah dililit Utangyang tak ketulungan.. Dan sedihnya sekarang waktunya bayar UTANG........................huh..... huh..
Runtuhnya Republik Ini
Untuk saat ini analisa yang mungkin adalah rakyat masih bosan dengan demonstrasi, hal ini diakibatkan gagalnya Reformasi Tahun 1998. Reformasi yang terjadi adalah proses pemindahan air dari satu botol ke botol lain tanpa ada perubahan sedikitpun. Namun jika kondisi ini tetap seperti ini.. Maka suatu saat Rakyat akan bicara... ( Siapa tahu ada spekulan asing yang membantu menggoyang ekonomi rakyat ini toh.) eh Maaf bukannya senang ma spekulan.. Hanya saja kita tidak tahu akan bobroknya Negara Ini kalau George Soros tidak menggoyang toh.. Nah ternyata Negara sudah dililit Utangyang tak ketulungan.. Dan sedihnya sekarang waktunya bayar UTANG........................huh..... huh..
By Nafry Marmata at 05.38 1 Komentar
Salut Buat Kritikus-Kritikus Sejati.
Jika ikrar sejati telah ternodai; masih ada waktu untuk berubah. Jika waktu tak mengubahmu maka sekelilingmu telah teracuni karenamu.
Selengkapnya?
By Nafry Marmata at 05.30 0 Komentar
Adat Pernikahan Batak (dari Pemula)
1. Adat batak membuat pengantin kelelahan. Hal ini katanya disebapkan oleh sang pengantin mempersiapkan prosesi mulai dari kesalon pukul 3 pagi, diteruskan acara sebelum ke geraja, pulang gereja melaksanakan acara adat di Alaman Sampai undanganpun makan jam 2) dan berakhirnya acara Alaman sampai jam 7, hal ini disebapkan pembagian jambar (daging penamaan), dan memanggil satu-satu keluarga dekat untuk membagikan uang seribu rupiah (Pengalaman menyaksikan Pesta pernikahan sepupu) dan dilaksanakan pula lagi acara dirumah hingga Jam 1 pagi. Astaga naga.
Comment : Hal ini memang benar terjadi. Namun adalah bijak jika kita sedikit menurunkan urat tensi kita untuk mencermati permasalahan ini. Jika kita benar-benar mencintai adat itu sendiri tanpa merasa terzolimi rasanya seberapa lelahpun kita mudah-mudahan tidak akan terasa.Memang belum pernah mengalami namun secara psikologis beban yang kita rasakan akan benar-benar hilang jika kita melaksanakan pekerjaan/rutinitas kita jika menggunakan hati, bukan hanya akal. (he he he.. sok pintar gua). Jika tidak ada rutinitas seperti itu maka tidak ada adat, dan tidak ada yang membedakan kita dengan yang lainnya tanpa mengesampingkan hubungan sosial kita dengan suku lainnya. Mari lebih dewasa menyikapai hal ini toh. (Contoh Ekstrimnya belum pernah kedengaran Pengantin yang mati mendadak akibat kelelahan he he he)
2. Adat Batak Menguras Uang. Hal ini dapat dilihat jika seorang keponakan seorang Paman (Tulang) dan keluarga lain yang berdomisili di Jakarta atau tempat lain, berpesta di Medan, maka ia akan turun gunung melaksanakan sakralnya pesta itu. Secara matematis anda bisa bayangkan berapa banyak dana yang habis untuk persiapan pesta itu?
Comment : Yang benar saja bung. Tingkat kesejahteraan orang Batak secara persentatif (Maksudnya perbandingan jumlah suku batak dengan suku lainnya dalam perekonomiannya) diatas rata-rata suku-suku lain di Indonesia. Walapun tetap masih ada dibawah garis kemiskinan. (Kita berdoa kiranya Tuhan merestui pekerjaan mereka sehingga meningkat taraf hidup mereka). Ada yang bilang kalau uang itu dibuatkan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya (Les anak, Bimbingan anak, Fitnes ayah atau yang lainnya) pasti akan lebih baik.. Secar logika betul... Namun seandainya pengeluaran-pengeluaran buat pesta itu tidak ada maka orang batak tidak akan rajin bekerja. Akan sangat malas, hal ini dapat kita lihat pada bangsa kita. Hanya karena suburnya tanah ini membuat bangsa ini malas. Tidak ada etos kerja. Bersyukurlah orang batak jika kita diwariskan hal-hal semacam ini, karena kedangkalan pengetahuan kita kadang-kadang tidak menyadari secara mendalam arti dasar suatu peninggalan/warisan budaya.
3. Pengaruh Budaya/Agama Modern. Hal yang berkembang di tengah suku batak adalah adanya penganggapan sebahagian (khusunya kawula muda) tentang haramnya pelaskanaan adat batak, haramnya Ulos hingg tetek bengek yang mengharuskan setiap manusia itu dekat dengan Tuhan. Sehingga belakangan banyak kejadian permusuhan antara orang tua dan anak, antar keluarga. Yang masing-masing mempertahankan pendapatnya. Hal ini pernah saya rasakan ketika suatu keluarga ditinggalkan oleh ayahnya yang sudah saur matua (Meninggal sudah Tua dan Anak-anaknya semua sudah Menikah). Masyrakat batak dilingkungan itu begitu terkejutnya ketika sang anak tidak mau menghadiri pemakam sang ayah dikarenakan tidak boleh menyandang ulos. Alhasil sang Jasadpun dibawa begitu saja kepemakaman setelah ditinggalkan ank-anaknya dengan alasan bahwa agama yang mereka imani adalah Hidup Baru.
Comentar : Memang benar bahwa banyak masyarakat batak lebih mengedepankan ajaran adat/budaya dari pada pendekatan iman dan kepercayaannya. Namun tidak semua toh. Ada banyak orang yang rendah hati yang bisa mengkompositkan (membaurkan) adat dan istiadatnya untuk menambah rasa cinta pada Tuhan yang maha Esa. Kadang penulis bertanya tentang esensi dari Beragama dan BerTuhan. Apakah dengan menyandang Ulos kita Berdosa, Apakah adat kita tidak diciptaka oleh Tuhan? Adalah sangat Bijak dan rendah hati jika kita membuatkan Garis Adat sebagai Norma-norma dalam kehidupan sosial sehari-hari dan Agama sebagai Rasa Syukur kita akan kuasa Tuhan. Teman-teman boleh bertanya pada nurani masing-masing. Adat adalah jati diri kita tanpa mengesampingkan rasa sayang dan saling mengasihi kesesama manusia. Bisa membantu, memberi dan menjadi terang bagi manusia lainnya adalah rasa syukur kita pada Tuhan. Dan itu adalah esensi dasar beragama (untuk tidak tidak kacau balau).
• Yang Mendukung. Untuk yang mendukung rasa tak Jauh beda dengan comentar saya, karena saya juga pendukungnya. He he he he. Namun ada beberapa hal yang perlu saya usulkan (Jika Berkenan) tentang perangkuman adat batak sendiri tanpa mengurangi esensi budaya itu sendiri. Kita sudah hidup dijaman yang kompleks, adalah sangat bijak jika misalnya tata cara pembagian Uang, Daging Jambar diusahakan sebaik mungkin tanpa mengurangi nilai-nilai budaya itu sendiri. Perlu duduk bersama untuk merumuskan tata cara yang lebih efisien tentunya. (Sudah Pernah dilakukan Parbato, hanya saja masih belum menggema sosialisasinya). Jika ditanya caranya tentu aku belum bisa jawab sebab masih ada orang Tua/ Pakar adat dan Senior-senior yang lebih mengetahui detil pelaksanaan ini sendiri. Hanya sebatas wacana yang bisa kami berikan dari kami muda-mudi yang pasti menjadi generasi penerus Masyarakat batak.
Adalah hal yang pelik, rumit jika kita mendebatkan permasalahan ini tanpa pikiran yang tenang. Kita akan berbenturan dengan berbagai pendapat baik dari Raja Adat, dari bapak Pendeta, Bapak Ustad bahkan dari Orang Tua Kita sendiri. Namun adalah sangat bijak agar kita menjunjung setiap perbedaan. Mari belajar memanej perbedaan itu sehingga muncul titik terang untuk lebih memanusiakan manusia menjadi lebih manusia. Pernah teringat kata-kata sang pujangga dari tanah beshari, khalil Gibran. "Karena Kekerdilan diri maka kalian mencari langit yang kalian sebut sebagai Tuhan. Padahal begitu banyak jalan menemukan kebesaran diri kalian apabila tidak terlalu malas untuk membangun Jalan itu”. ”Jika kalian terbang ke atas awan, kalian takjub akan ketinggiannya; dan jika kalian mengarungi laut, kalian akan lelah oleh luas bentangannya. Tapi aku katakan bahwa ketika kalian menebarkan benih ke atas bumi, kalian akan menjulang lebih tinggi; dan ketika kalian membawakan kepada tetanggamu keindahan pagi, kalian akan menjadi laut yang lebih luas lagi”.
Salam Hangatku pada Generasi Muda Batak, Semoga kita semakin Dewasa dalam menyikapi Kompleksnya permasalahan Dunia ini. Mari kita menjadi lebih Manusia sehingga menjadi Kebanggan Keluarga Kita, Kebanggaan Negara kita dan Kebanggan Tuhan Kita Masing-masing.
Salam Hangat Iwan Nafry Simarmata dari Banda Aceh.
By Nafry Marmata at 06.15 6 Komentar
"Indonesia" Siapa Punya?
Setiap hari menyaksikan pedihnya perjuangan rakyat hanya untuk pemenuhan kebutuhan sehari-harinya. Tak usah bayangkan kalau mereka menyempatkan diri duduk sambil menikmati susu, enaknya apel, nonton di layanan TV kabel, dan sesekali berwisata baik dalam maupun mancan Negara. Wah… wah.. wah.. Setiap ada waktu kubaca Koran atau nonton TV yang kulihat adalah antrian panjang rakyat menunggu seliter minyak tanah.Diusulkan menggunakan gas malahan gasnya menghilang dari pasaran. Sesekali ada waktu berkeliling kepemukiman yang kudapati adalah hidup seadanya, hidup tanpa standar manusia abad ini. Nasi Ransum, Tiwul,rumah yang hampir-hampir rubuh, ditambah pendidikan yang sangat seadanya. Kadang aku bingung, ditanah yang sangat kaya raya ini koq bisa ada rakyat yang menderita pikirku. (Aku seolah-olah manusia yang baru singgah datang dari planet lain). Sesekali kubandingkan dengan Malaysia yang secuil itu. Apa yang membuat kita tertinggal? Pertanyaan itu selalu terngiang ditelingaku, dan sudah banyak orang yang ngebahas di forum-form baik resmi maupun tidak. Bayangkan Martua Sitorus yang orang kaya itu hanya punya 69.000 Ha lading sawit. Dia bisa kaya raya. Nah PTPN kita yang punya ratusan ribu Ha, tetap rugi, malah membebani Negara. Itu hanya salah satu contoh saja. Ada banyak kejadian yang alih-alih hanya menyengsarakan rakyat. Apa yang terjadi, rakyat tetap miskin, tak ada kesempatan secara fair. Apakah kami memiliki Indonesia ini? Jangan paksa kami mengatakan ya, dan jangan kami hakimi dengan melabeli kamu dengan “tidak nasionalis”, “Pemberontak”, “Ektrimis”. Indonesia hanya milik segelintir orang yang rakus, diberi kepercayaan malah menghisap. Emosi yang berlebih kadang memaksa pikiran untuk melakukan pemberontakan.kami tetap dibodohi, jika kami diam maka kamipun akan tetap tersiksa. Namun saat ini kami sebagai rakyat mungkin masih sabar, hingga suatu saat kami lelah dan kami memberontak.
By Nafry Marmata at 23.57 1 Komentar
Aku Menyapa
Pembrontak, itulah kata-kata Ayahku semasa aku kecil menujukan aku, tidak mengikuti banyak idealisme yang orang tuaku tanamkan. Satu yang kuingat adalah, jangan menjadi beban negara ini, karena itu adalah "Sampah Masyrakat". Ciptakan lapangan kerja, jangan menjadi pekerja, sekarang aku tahu artinya "Jangan menjadi Budak, Jadilah Pemimpin". Sampai sekarang belum bisa kulaksanakan. But i'm sure one day, i'll make dreams come true. Lahir sebagai anak pertama dari delapan bersaudara. Lebih banyak memakai rasa dari pada rasio. Dari kecil punya keahlian mecopet, sampai dari kantung baju ibukupun pernah kusikat uangnya hanya untuk jajan. Bakat alamiah ini tidak kuteruskan, berhubung sudah disekolahkan yang mana sekolah sudah mendidikku untuk lebih menyerap ilmu pengetahuan dan ahlak. (Jujur memang sangat sulit, namun dengan bertambahnya umur membuat manusia itu lebih bijaksana. Dari Keluarga yang biasa-biasa bahkan lebih dekat ke menengah kebawah, tamat bekerja dan mendapatkan kondisi real bahwa aku masih lebih beruntung dibandingkan banyak saudaraku disana. Mendapati kenyataan ini, ikut bergerak di bidang sosial salah satunya penyebaran hidup lebih arif dalam hidup sosial yang merupakan jawaban hidup untuk keluar dari kemiskinan Bangsa ini. Blog ini hanyalah salah satu tumpahan unek-unek yang sebagian hilang diskusi ngalur ngidul sama siapa aja. Berusaha moderat, saking moderatnya sampai-sampai Agamaku tidak ketahuan, menganggap Tuhan satu manusialah yang pande-padean, meski seorang kristen tapi acara beribadah minggu banyak kelupaan, beruntungnya, Tuhan selalu sayang dengan memaafkannku, bagiku adalah proses pencarian. Lebih suka menjadi konseptor dari pada eksekutor sampai-sampai kawan bilang Jago Konsep ajapun, padahal karena dia tidak tahu kalau Konseptor sebaiknya berdampingan dengan Eksekutor. Artinya jika aku mengkonsep maka salahmulah jika tidak jalan, karena anda tidak bisa menjadi eksekutor. He he he..
Lahir dari Marga Simarmata dari Sidajy Samosir, seandainya kerajaan itu masih ada maka akulah Raja berikutnya. Sayang di Kerajaan yang ada sekarang tinggal kampung dan Tugu yang berlepotan, kelak akan kubereskan. http://id.wikipedia.org/wiki/Simarmata.
Lahir dan besar di perdagangan, sebentar aja singgah di
Salam Pemberontakan
Selengkapnya?By Nafry Marmata at 03.36 0 Komentar
TIMTI
By Nafry Marmata at 03.14 1 Komentar
Tersandar Dipulau Cinta
Salamku untukmu yang jauh dariku...
Hari yang cerah ini, seperti menemukan Ilham aku seperti melihatmu
Aku berlari
Jauh, jauh sekali
Aku tersandar di pulau Cinta
hatiku tersapu bongkahan mmbak
Semilir angin tak lagi terasa
yang ada hanya hentakan, dentuman
Tak kuasa aku melawan
Hingga bersembunyi dibalik bebatuan
Aku tak sadarkan diri
Aku melayang
Jauh keangkasa
Meretas batas
Meninggalkan sukma.
Sesaat aku tersadar
Aku dihinggapi kedinginan,
Kurasakan tubuhku tak berbalut
Aku tak kuasa
Aku kembali terbang
Ragaku terhempas
Dilangit yang tak kukenal
Hanya ada bunga
bunga tak bertangkai
Bunga tak berdaun,
Hanya sebagai Tiang
Aku tertancap kesalah satunya
Aku terperih, kesakitan yang amat sangat
Kembali aku tersadar..
Berselimut malam,
Dipenuhi satu bintang,
Beribu-ribu Bulan
Aku terpana,
Aku terlena
Disekian banyaknya semesta
Aku menemukanmu lebih Bercahaya.
Aku tersandar dipulau cinta
Setelah berlalu beriring waktu
Aku tersandar dipulau cinta
Tersadar akan kehadiranmu.
January, 19, 2008.. Salam Hangatku buatmu Cinta...
By Nafry Marmata at 18.57 0 Komentar
Memaafkan Mu? huh
Suatu ketika aku menonton acara Kick Andy di Metro TV. Tamu saat itu yang diwawancarai adala Aa Gym tentang poligami. Namun aku bukan mau cerita poligami. Ada satu pelajaran berharga yang kuperoleh Sewaktu bung andy mengatakan "Aa selama ini banyak orang yang menghujat Aa, terutama ibu-ibu karena merasa hak mereka sebagai ibu Aa sakiti ada yang ngga secara langsung marah sama aa selama ini" Ya ada kata si Aa, pernah ada satu acara yang saya hadiri dan seorang berteriak padaku bahwa aku menyakiti mereka. Apa anda tidak marah kembali dan mengatakan apa urusanmu, koq mencampuri urusan orang canda bung andy. Namun sebagai konsumen acara TV ini aku sediti terdiam ketiak si Aa mengatakan buat apa marah, buat apa kesal, setiap orang boleh menilai. Dan saya siap dikritik. Setiap orang yang terucap sesuatu dari mulutnya mencermikan apa yang sebenarnya dari dirinya. Nah seandainya saat itu aku marah, itu mencerminkan aku pemarah, jika saat itu aku mengucapkan kata-kata yang tdak pantas, maka akupun sekotor itu terangnya. Beliaupun mengambil contoh tentang kesabaran Nabi Isa yang kala itu dihina, dimaki, di sumpahin, sampai muridnya mengatakan mengapa anda tidak marah tuanku, Nabis Isapun mengatakan bahwa lebih baik kita tersenyum untuk mengurangi rasa amarah orang lain terhadapa kita..
Sungguh teladan luar biasa si Aa ini pikirku. Apakah semua orang sudah bisa seperti ini. Tentu tidak, karena seandainya bisa, maka tak akan ada perang, tak akan ada rusuh, takakan ada kesewenang-wenangan. Untuk ukuran modern sekarang sudah di jabarkan dalam rangkaian ilmu-ulmu psikologis, dan hal yang paling cocok untuk itu adalah Think before talk, atau mulutmu adalah harimaumu. Satu buku Stephen Covey adalah menyadari akan adanya ruang antara stimulus dan respon dan memanfaatkan ruang tersebut untuk berfikir. Adanya kesadaran akan fungsi ruang tersebut sangat penting karena memberikan kontrol di tangan kita. Aku berusaha semampu munkin untuk bijak, hal-hal disekelilingku, lingkunganku selama ini paling tidak berpengaruh bagiku untuk selalu tidak bijak Salam Hangat
By Nafry Marmata at 18.40 0 Komentar
Susahnya Menjadi Wanita
By Nafry Marmata at 17.53 0 Komentar
Apa Kabar Eyang Harto
Belakangan ini ramai orang membicarakan tentang Eyang Harto. Bukan Hanya Media Lokal, bahkan Internasional seperti BBC, CNN selalu menghiasi media ini seolah tidak mau ketinggalan berita dari mantan Penguasa No1. di Indonesia. Minimal running text media ini selalu updated. Bahkan Tokoh-tokoh Negara tetangga memberikan simpati yang mendalam pada eyang.
Setelah Presiden Soekarno Jatuh, ( Penuh Kontrofersi), Beliau Naik memimpin.. Beberapa catatan yang bisa kuambil adalah :
Ada banyak pertanyaan sekarang ini yang muncul... Apakah anda memaafkan Soeharto. Terkait dengan hal-hal diatas, secara etika dan pribadiku sendiri adalah hal yang tidak wajar memaki, menghina beliau apalagi dalam kondisi sekarang ini. Hidup dalam kesakitan yang amat sangat. Namun Hukum adalah hukum. Siapapun setara didepan Hukum. So.. Ada hal yang kita tunggu dalam babak baru sejarah Indonesia... Apakah Soeharto memang bersalah atau tidak? That's it.... Toh ada peradilan in absentia, yang penting jalur hukum itu dijalankan dengan benar. Ini adalah semacam teraphy yang bisa menjadi pelajaran buat rakyat kita.
Semoga Eyang cepat sembuh, namun jika harus dipanggilNya turut berdoa semoga diterima disisiNya.
By Nafry Marmata at 22.28 0 Komentar